Bangka Selatan

Jalan Jeriji–Bikang Retak Lagi, Teknologi Mortar Busa Bernilai Miliaran Dipertanyakan

101
×

Jalan Jeriji–Bikang Retak Lagi, Teknologi Mortar Busa Bernilai Miliaran Dipertanyakan

Sebarkan artikel ini

TOBOALI – Kondisi terkini di jalan Jeriji–Bikang, Kabupaten Bangka Selatan, kembali menjadi sorotan.

Pantauan Tim Pena, Rabu, (5/11/2025), terlihat sejumlah retakan baru menjalar di badan jalan, yang sangat membahayakan pengguna lalu lintas, terutama kendaraan roda dua dan empat.

Padahal, ruas jalan tersebut sebelumnya menjadi salah satu proyek unggulan yang menggunakan teknologi mortar busa (mortar foam), teknologi penanganan tanah lunak yang diklaim modern dan anggaran miliaran rupiah. Kini, kondisi kerusakan yang muncul kembali menimbulkan pertanyaan besar: apakah teknologi ini benar-benar berhasil diterapkan?.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Bangka Selatan, Elfan Rulyadi, saat dikonfirmasi mengaku sudah mengetahui kondisi terbaru jalan tersebut.

“Iya, Bang. Ada kawan-kawan juga yang melaporkan kondisi itu, dan sudah kami teruskan ke pihak Balai Jalan. Namun secara teknis kami belum mendapat jawaban bagaimana pihak Balai akan memperbaikinya,” jelas Elfan, kepada media Tintapena.Id. Kamis, 6 November 2025.

Ia menambahkan, laporan mengenai kerusakan di ruas tersebut sudah disampaikan sejak perbaikan pertama, dan pihaknya terus berkoordinasi dengan Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

“Dari awal perbaikan, kami selalu koordinasi dengan pihak Balai. Jalan itu juga sudah beberapa kali mereka perbaiki di bagian tengahnya,” ujar Elfan.

Sebelumnya, proyek tersebut dikerjakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui BPJN Kepulauan Bangka Belitung, yang menangani permasalahan tanah lunak di ruas Airbara–Toboali (Bikang) dengan teknologi mortar busa.

Berdasarkan pemberitaan yang dikutip dari babelhebat.com, Kepala BPJN Babel, Dadi Muradi, menjelaskan bahwa teknologi mortar busa merupakan inovasi yang mengombinasikan busa dan mortar berkekuatan tinggi untuk memperkuat struktur jalan di atas tanah lunak.

“Teknologi ini menjadi alternatif untuk mengatasi permasalahan stabilisasi dan penurunan timbunan pada jalan tanah lunak. Proyek ini pertama kali diterapkan BPJN Bangka Belitung,” ujar Dadi kala itu, Kamis, (15/6/2023).

Namun, kondisi retakan yang kini kembali memunculkan tanda tanya besar: apakah teknologi tersebut benar-benar efektif di medan Bangka Selatan yang dikenal memiliki kontur tanah labil?

Hingga berita ini diterbitkan, tim pena/@Ref masih berupaya mengonfirmasi pihak-pihak terkait guna keberimbangan informasi.