JAKARTA – Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin memberikan sinyal kuat bahwa jet tempur J-10 buatan China bakal segera dioperasikan oleh TNI Angkatan Udara dalam waktu dekat.
“Sebentar lagi terbang di Jakarta,” ujar Sjafrie saat memberikan keterangan. Selasa, (15/10/2025).
Pernyataan tersebut semakin memperkuat dugaan bahwa proses pengadaan jet J-10C telah mencapai tahap akhir. Wacana pembelian pesawat tempur multirole ini sebelumnya sudah mengemuka sejak Mei 2025, mencakup pula program pelatihan pilot TNI AU di Tiongkok sebagai bagian dari persiapan operasional.
Jet J-10C dikenal sebagai pesawat tempur ringan yang memiliki kemampuan manuver tinggi dan sistem avionik canggih, serta mampu bersaing dengan jet generasi 4,5 lainnya seperti F-16 dan Rafale. Dalam sejumlah latihan dan operasi, termasuk konflik di wilayah Kashmir, pesawat ini sempat menjadi sorotan karena keberhasilannya dalam pertempuran udara melawan pesawat India, meski keberhasilan itu turut ditopang oleh dukungan sistem AWACS (Airborne Warning and Control System).
Dari sisi biaya, J-10C diperkirakan memiliki harga sekitar 40 juta dolar AS per unit, jauh lebih ekonomis dibandingkan pesawat tempur Rafale asal Prancis yang nilainya bisa mencapai dua kali lipatnya.
Namun, sejumlah analis menilai langkah ini bukan tanpa risiko. Pengamat militer Fauzan Malufti menilai, Indonesia perlu berhati-hati dalam memutuskan akuisisi pesawat tempur dari China.
“Tantangan terbesar terletak pada logistik, perawatan, dan interoperabilitas dengan sistem senjata asal Barat yang sudah lebih dulu digunakan Indonesia. Jika tidak dikelola dengan baik, bisa terjadi overdiversifikasi alutsista yang justru menambah beban anggaran dan memperumit operasional,” ujarnya.
Menurut Fauzan, pembelian jet tempur dari China juga memiliki dimensi geopolitik dan diplomatik yang perlu diperhitungkan secara matang, mengingat Indonesia juga tengah menjajaki kerja sama strategis dengan Amerika Serikat dan Prancis melalui pengadaan F-15EX dan Rafale.
Meski begitu, bila terealisasi, akuisisi J-10C akan menjadi pembelian terbesar Indonesia dari sektor pertahanan China, sekaligus menandai babak baru kerja sama militer Jakarta–Beijing.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat modernisasi armada tempur TNI AU, sekaligus meningkatkan kapabilitas pertahanan udara nasional di tengah dinamika keamanan kawasan yang semakin kompleks.
Sumber: Kompas





