TOBOALI – Kasus ZH, siswa SDN 22 Desa Rias, Kecamatan Toboali, Kabupaten Bangka Selatan, akibat perundungan (bullying) di lingkungan sekolah, kembali menuai sorotan.
Keluarga korban kini secara tegas mendesak Badan Kepegawaian Daerah (BKD) dan Dinas Pendidikan (Dindik) Bangka Selatan untuk segera memberikan sanksi tegas, termasuk pemecatan terhadap wali kelas yang dinilai lalai dalam menjalankan tanggung jawabnya sebagai pendidik.
Desakan itu disampaikan oleh Doni paman korban ZH, yang menilai bahwa hingga kini belum ada langkah nyata maupun transparansi dari pihak terkait.
Ia menduga adanya perlindungan terhadap sejumlah oknum guru yang terlibat, sehingga kasus ini terkesan jalan di tempat dan belum menunjukkan titik terang.
“Kami sangat kecewa. Seolah-olah ada pembiaran dan perlindungan terhadap oknum guru. Hingga sekarang, tidak ada keterbukaan informasi terkait hasil pertemuan antara pihak BKD dan Dinas Pendidikan,” ujar Doni, saat dihubungi media Tintapena.Id. Senin, (13/10/2025).
Menurut Doni, keluarga korban tidak pernah diundang dalam pertemuan yang digelar dua pekan lalu oleh BKD dan Dindik Bangka Selatan bersama pihak sekolah dan guru SDN 22 Rias.
Padahal, kata dia, keluarga memiliki hak untuk mengetahui perkembangan kasus serta langkah yang akan diambil pemerintah daerah terhadap pihak-pihak yang diduga lalai tersebut.
“Kami sama sekali tidak pernah menerima undangan atau pemberitahuan resmi. Padahal, kami ingin duduk bersama dan mendengar langsung hasil pembahasan itu,” tegasnya.
Doni juga mempertanyakan mengapa pertemuan tersebut dilakukan tanpa kehadiran keluarga korban, padahal kasus ini menyangkut nyawa seorang anak didik dan tanggung jawab moral lembaga pendidikan.
“Kalau memang pemerintah serius ingin menegakkan keadilan, seharusnya keluarga dilibatkan. Jangan hanya rapat tertutup tanpa hasil yang jelas,” jelasnya.
Keluarga ZH berharap agar Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, melalui BKD dan Dinas Pendidikan, tidak menutup-nutupi fakta dan segera menindak oknum guru yang terbukti lalai menjalankan tugas pengawasan di sekolah.
“Kami hanya ingin keadilan untuk almarhum ZH. Jangan sampai kasus ini hilang begitu saja tanpa ada pertanggungjawaban,” tegas Doni.
Hingga berita ini diturunkan BKD dan Dindik Bangka Selatan belum memberikan keterangan resmi terkait desakan keluarga korban. Tim media masih berupaya mengklarifikasi pihak terkait untuk keberimbangan informasi.