TOBOALI – Kelalaian dari pihak sekolah yang menimpa almarhum ZH meninggal dunia dalam kasus kekerasan (Bullyng) yang terjadi pada waktu lalu menuai sorotan.
Pasalnya, keluarga korban Doni mengaku belum mendapatkan kejelasan lanjutan dari Dinas Pendidikan Kabupaten Bangka Selatan maupun (BKD) Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bangka Selatan provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Doni, paman korban, menyampaikan kekecewaannya lantaran keluarga tidak dilibatkan dalam pertemuan antara wali kelas, kepala sekolah, serta Kadindik Basel yang digelar di kantor BKD.
“Setahu saya, pihak keluarga korban tidak ada diundang dalam pertemuan itu. Padahal kami berharap bisa menyampaikan langsung keberatan kami,” ujarnya. Kepada tim pena saat dihubungi. Sabtu, (4/10/2025).
Ia menambahkan, keluarga korban sudah kehilangan rasa percaya terhadap wali kelas ZH. Menurutnya, permintaan agar guru tersebut dibebas tugaskan (dipecat) sudah menjadi hal yang seharusnya dilakukan.
“Keluarga merasa sangat kecewa, karena wali kelas justru terkesan Playing Victim. Kami ingin berbicara terbuka dalam forum resmi, tetapi kesempatan itu tidak diberikan,” tegas Doni.
Lebih lanjut, ia menilai seharusnya Dinas Pendidikan, BKD Basel bersikap lebih bijak dengan menghadirkan keluarga korban setiap kali ada pembahasan terkait kasus tersebut.
“Pihak Kadindik, BKD Basel mestinya mengundang kami, karena masalah ini menyangkut hak-hak korban dan rasa keadilan bagi keluarga,” tambah Doni.
Selain itu, keluarga besar ZH masih menunggu langkah tegas dari pemerintah daerah (Pemda) agar kasus ini dapat diselesaikan secara TRANSPARAN dan memberi kepastian hukum.
Hingga berita ini diturunkan tim/Red media Tintapena.id masih menunggu klasifikasi dari pihak-pihak terkait untuk keberimbangan informasi.