PT Timah Tbk

Mengukir Jejak di Dunia Tambang, Pontie Wendrawati Instrument Engineer Perempuan di Balik Peleburan TSL Ausmelt PT Timah

190
×

Mengukir Jejak di Dunia Tambang, Pontie Wendrawati Instrument Engineer Perempuan di Balik Peleburan TSL Ausmelt PT Timah

Sebarkan artikel ini

PANGKALPINANG —  Jari jemarinya cekatan memainkan mouse dan matanya tampak fokus menatap layar monitor mengamati berbagai grafik dan deretan angka-angka di ruangan Control Room TSL Ausmelt PT Timah. Begitulah keseharian Pontie Wendrawati Instrument Engineer dan Pelopor Automasi TSL Ausmelt PT Timah.

Pontie sapaan akrabnya ialah salah satu kartini tangguh yang dimiliki PT Timah, wanita kelahiran Bandung ini merupakan pelopor automasi TSL Ausmelt PT Timah. Bergabung dengan PT Timah sejak 2019 lalu, Pontie kini begitu mencintai pekerjaannya di Industri Pertambangan.

Meski sebelumnya sudah akrab dengan pekerjaan yang didominasi laki-laki, namun bekerja di industri pertambangan membuat Pontie cukup tertarik dan tertantang.

Kala itu, Pontie bercerita hanya dirinya perempuan satu-satunya yang mengikuti seleksi wawancara sebagai Instrument Engineer di PT Timah. Ia bahkan bersyukur saat itu ternyata dirinyalah yang lolos dan bergabung di PT Timah, terlibat secara langsung dalam proses pelestarian teknologi peleburan perusahaan hingga kini sudah bisa dioperasikan.

“Saya memang sudah terbiasa terlibat dalam pekerjaan atau proyek yang memang didominasi oleh laki-laki, tapi ini pengalaman pertama saya di sektor pertambangan. Saya tertarik bergabung di PT Timah karena proyek Ausmelt pertama di Indonesia, dan kebetulan di Asia pertama ini cukup menarik membuat saya dan saya mau belajar lebih dalam,” ceritanya Pekan lalu.

Wanita yang gemar traveling ini berbagi kisah tentang keseruannya bekerja di Industri yang didominasi laki-laki, salah satu pengalaman yang terus diingatnya ialah harus merayakan Idul Fitri di Melbourne, Australia karena bertepatan dengan pelatihan pengunaan teknologi TSL Ausmelt.

“Pengalaman berkesan banyak sekali, saya terlibat di TSL Ausmelt sejak masih projcet dan kini sudah dioperasikan. Salah satunya adalah pelatihan di Melbourne dan saat itu sedang covid dan puasa. Sampai Idul Fitri di negara orang, kami sempat sempat Salat Ied dan makan pagi setelah itu lebih lanjut pelatihan,” katanya.

Tanggungjawab dan tugas Pontie sebagai Instrument Engineer penuh tantangan, apalagi TSL Ausmelt adalah teknologi peleburan baru yang dimiliki PT Timah. Mereka harus siap dan siaga kapan pun juga ketika terjadi permasalahan terhadap PCS TSL Ausmelt.

Tugas yang diembannya pun tak main-main dirinya harus memonitor termokopel di tungku, menyalakan dan mengestimasi penempatan dan cadangan termokopel. Membantu tim operasi dalam memecahkan masalah PCS dan Berbagi pengetahuan pada tim operasi dalam penggunaan PCS.

Dari pekerjaan yang dijalaninya dia bersyukur saat bisa menyambut Presiden Jokowi di Ruangan PCS mereka, kala sang Presiden berkunjung ke TSL Ausmelt.

“Momen yang paling mengecewakan saya bisa menyambut Pak Presiden Jokowi di Control Room ini saat kunjungan Pak Jokowi ke TSL Ausmelt,” ujarnya sambil tersenyum.

Sebagai perempuan yang bekerja di Industri tambang, Pontie juga harus menyesuaikan gaya kerjanya, dirinya harus bisa berkomunikasi dan berkoordinasi dengan rekan kerja yang didominasi laki-laki, menjalin harmonisasi dengan para insinyur senior di PT Timah.

Namun, berada di lingkungan kerja yang inklusif membuat Pontie begitu mencintai pekerjaanya. Ia bersyukur memiliki lingkungan kerja yang sportif dan saling mendukung.

“Jangan pernah takut bekerja di dunia tambang yang didominasi laki-laki, kita bisa menjalani itu semua, intinya komunikasi dan koordinasi. Saya bersyukur kerja lingkungan di sinu saling mendukung dan baik. Selama 6 tahun lebih ini berkesan, saya tetap merasa berhubungan dengan bapak-bapak di operasional karena memang intens berkomunikasi, saya selalu mendukung dan saya mencintai pekerjaan saya,” katanya.

Tak kalah pentingnya kata dia, bekerja di Industri pertambangan prinsip yang harus selalu ditanamkan adalah menjaga keselamatan. Karena pada dasarnya, setipa wanita mempunyai peluang dan kesempatan yang sama untuk berkarir dalam bidang apapun.

“Prinsip yang saya tanamkan itu safety first karena pekerjaan kami high risk. Kalau kadang lagi ada periode tidak semangat, saya punya moodbooster dengan bilang ke diri saya mau travelling, dan itu bisa menyemangati diri sendiri,” katanya.

Di momen Hari Kartini 2025 ini, Pontie mengajak seluruh Perempuan Indonesia untuk tetap tangguh dan beradaptasi dengan segala perubahan yang bisa terjadi kapan saja.

Selamat hari kartini untuk perempuan Indonesia, tetap tangguh dan tetap beradaptasi menghadapi segala situasi. Terus berjuang dan semangat, tutupnya sambil tersenyum. (www PT Timah com)